Dalam kehidupan
ini semua orang menginginkan yang namanya hidup untung. Hidup untung itu sendiri berarti hidup tanpa
merasa dirugikan, hidup tanpa kesusahan dan hidup tanpa masalah. Kehidupan
seperti itu rasanya mustahil ada dan tidak mungkin ada.
Namun, percaya
atau tidak hidup untung itu bisa didapatkan oleh semua orang tanpa terkecuali.
Siapapun orang itu, baik ia seorang pejabat, penjual koran dan lain
sebagainya. Baik ia seorang professor atau seorang yang tidak pernah mengecap
yang namanya kehidupan sekolah.
Lalu bagaimana
cara untuk mendapatkan hidup untung tersebut?
Sesungguhnya
cara untuk mendapatkan hidup untung itu sangat sederhana dan sangat mudah
dilakukan. Semua orang pun dapat melakukannya…
Untuk mendapatkan
yang namanya hidup untung, hidup yang selalu dinaungi keberuntungan ialah memberi.
Memberi disini banyak sekali pengertiannya, berikut beberapa pengertian
dari memberi:
a)
Memberi yang
wajib
Memberi dalam
pengertian wajib ialah sesuatu yang diberikan karena suatu keharusan. Seperti
zakat, infaq dan sebagainya.
b)
Memberi secara
sukarela
Memberi dalam
pengertian secara sukarela ialah sesuatu yang diberikan tanpa adanya paksaan.
Seperti traktir teman, memberikan baju sebagai oleh-oleh dan lain sebagainya.
Mengapa memberi
bisa menyebabkan hidup seseorang dinaungi keberuntungan? Benarkah dengan
memberi bisa menyebabkan hidup seseorang selalu beruntung? Mungkin kisah
berikut akan sedikit membantu:
"Adi
dibesarkan dikeluarga yang tergolong kedalam ekonomi kelas menengah kebawah.
Kondisi keuangan keluarganya pas-pasan. Kondisi ekonomi Adi tersebut membuat ia
memiliki 'mentalitas miskin'. Mentalitas miskin ialah takut memberi karena
takut uangnya habis atau takut jatuh miskin.
Ia cenderung menjadi orang yang 'pelit',
karena ia merasa serba kekurangan. Ia takut memberi, takut meminjamkan, takut
berpisah dengan uang atau apapun yang menjadi hak miliknya. Ia berdalih bahwa
ia sendiri merasa membutuhkan uang bagaimana bisa ia memberikan uang kepada
orang lain.
Semakin ia
mencoba menahan uangnya, menyimpan uangnya, dan berhemat tanpa memberi. Entah
kenapa justru hal tersebut semakin menipiskan keuangannya. Ia semakin terjatuh
dalam kemiskinan.
Karena pasrah
dengan semua keadaan itu akhirnya ia memberanikan diri memberi. Ia merasa untuk
apalagi menyimpan uang, biarlah ia semakin terjatuh kedalam kemiskinan, biarlah
ia mati dalam kemiskinan. Pada saat itu datang seorang pengemis tua, ia dengan
berani memberikan uang Rp. 50.000,- kepada pengemis tesebut, padahal itu uang terakhirnya
di hari itu. Setelah memberikan uang tersebut, Adi tidak memiliki uang
sepeserpun untuk hari itu. Biarlah ia pasrah.
Pada hari itu ia
berpuasa, dia tidak makan untuk hari itu. Keesokan harinya tanpa diduga, tanpa
disangka. Adi mendapatkan kiriman amplop dari saudara kandungnya yang terpisah
jauh. Ia mendapatkan uang sebesar Rp. 515.750, -. Ia sangat bersyukur. Akhirnya
uang tersebut ia gunakan untuk makan karena dari kemarin ia belum makan,
kebetulan hari itu adalah hari jumat dan ia masukkan uang sebesar Rp.50.000,-
lagi kedalam kas masjid. Ia sadar bahwa dengan memberi tidak akan mengurangi
harta malah akan menambah harta.
Tidak lama
setelah itu tanpa diduga, tanpa disangka ia mendapatkan kipas angin, jam, kenaikan
gaji dan sebagainya. Dan mulai saat itu ia rajin memberi, memberi dan memberi.
Setiap hari ia memberi minimal Rp.50.000,- . Dan setiap hari tanpa diduga tanpa
disangka ia mendapatkan balasannya dari Allah SWT".
Dari kisah
diatas dapat dijelaskan bahwa dengan memberi seseorang akan mendapat
keberuntungan dari Allah SWT. Dan dari kisah diatas dikatakan bahwa Adi
memberikan uang minimal Rp.50.000,- dan ia mendapatkan balasan Rp.515.750,-. Ia
mendapatkan balasan dari Allah sepuluh kali lipat dari amalnya. Dan hal itu
terbukti dari firman Allah SWT dalam surat Al An'am ayat 106 yang artinya :
"Barangsiapa
yang beramal baik maka baginya (amal/imbalan/balasannya) sepuluh kali lipat"
(Al An'am: 106).
Dan itulah bukti
kekuasaan Allah SWT. Apa yang difirmankan oleh Allah SWT tidak pernah meleset.
Semakin banyak seseorang memberi maka ia akan menerima balasannya sepuluh kali
lipat dari amalnya. Dan cara membalas Allah SWT tidak bisa ditebak dan tidak
bisa diduga. Bisa berupa benda, seperti TV, bisa berupa makanan bahkan bisa
berupa uang. Bisa juga
berupa terhindar dari bahaya, terhindar dari bencana dan sebagainya. Dan waktunya
juga tidak bisa ditebak dan juga tidak bisa diduga. Bisa besok, lusa, bulan
depan atau tahun depan. Yakinlah, apa yang telah dijanjikan oleh Allah tidak
pernah salah.
Firman Allah SWT :
"Dan
barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah pasti akan menggantinya dengan
rezeki yang sebaik-baiknya"(Qs. Saba: 39)
"Sesungguhnya
janji Allah selalu benar…"(Qs Luqman: 33)
Nah cara yang Allah SWT tempuh inilah
yang menjadikan seseorang selalu dalam keberuntungan. Yang menjadi
permasalahannya adalah beranikah anda memberi bahkan jika itu adalah harta
terakhir anda dihari itu?
"Syetan
menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir), sedangkan Allah menjanjikan kamu ampunan dan karunia. Dan Allah Maha
Luas karunianya…"( Al-Baqarah: 268).
Referensi: Khutbah Jumat